Catatan Kaki
a. Pengertian Catatan Kaki
Yang dimaksudkan dengan catatan kaki atau footnote adalah
catatan yang ditulis
di akhir halaman dengan maksud memberikan berbagai keterangan tentang paparan
yang dikemukakan sebelumnya. Keterangan yang dikemukakan pada catatan kaki ini
bisa menyangkut paparan sebelumnya di halaman yang sama bisa juga untuk
beberapa halaman sebelumnya dalam satuan bab dari tulisan. Untuk hal yang
kedua itu dimaksudkan bahwa catatan kaki ditulis setelah uraian sebuah bab
selesai.
b. Fungsi Catatan Kaki
Catatan
kaki pada umumnya merupakan catatan tentang sumber dari mana informasi atau
petikan yang dikemukakan dalam tulisan dipungut. Namun, bisa juga berupa
keterangan tertentu dari tulisan. Dengan begitu, catatan kaki memiliki beberapa
fungsi seperti berikut:
1) untuk menyatakan sumber informasi yang
dikemukakan dalam teks;
2) untuk memberikan keterangan atau
penjelasan yang panjang lebar tentang yang dikemukakan dalam teks;
3) untuk menyatakan kejujuran penulis;
4) untuk memberikan panduan kepada
pembaca yang bermaksud mencari informasi lanjutan tentang apa yang ditulis
dalam teks;
5) untuk memperkokoh kebenaran informasi
dalam teks;
6) untuk memperkuat kepercayaan pembaca
terhadap informasi yang dikemukakan dalam teks.
c. Penunjukan Sumber Rujukan
Ada tiga cara penunjukan sumber rujukan
tulisan ilmiah. Pertama, penunjukan
sumber dengan menggunakan catatan kaki atau footnote. Cara penunjukan
ini cenderung tidak lagi digunakan. Kedua, cara catatan kaki khusus, dan cara
ketiga berupa penulisan petikan. Cara yang ketiga ini yang sekarang banyak
digunakan.
1) Penulisan Catatan Kaki
Berdasarkan
teknik pencatatannya, catatan kaki terdiri atas empat jenis, yakni catatan kaki
lengkap, ibid., loc.cit., dan op.cit.
Catatan
kaki lengkap yakni catatan kaki yang terdiri atas penulis, tahun, judul tulisan
(buku, disertasi, artikel, dan lain-lain), kota, penerbit, halaman. Cara ini digunakan
untuk mengawali penggunaan singkatan ibid, loc.cit, op. cit.
Contoh catatan kaki lengkap:
1. Chaer, Abdul. Kamus
Idiom Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.
2. Chaer, Abdul. 1988. Semantik:
Pengantar Studi tentang Makna. Bandung:
Sinar Baru.
3. Djalal, Dino Patti. (Tanga
tahun). Harus Bisa, Seni Memimpin ala SBY. Jakarta.
4.
Keraf, Gorys. 1984. Komposisi. Ende-Flores: Nusa
Indah.
(Angka-angka: 1, 2, 3, 4
adalah angka yang menyatakan nomor catatan kaki)
Ibid. merupakan singkatan dalam bahasa Latin
dari kata ibidem. Pengertiannya adalah pada tempat yang sama. Singkatan
ini digunakan apabila catatan kaki ini merujuk pada sumber yang sama dan
halaman yang sama dan yang terdekat di atasnya (yang telah disebutkan). Jika
halarnannya berbeda maka singkatan ibid. dilengkapi dengan halaman.
Contoh:
5.
Ibid.
6.
Ibid. hal. 3
(Sebelum ibid. tidak ada
sebutan penulis ataupun judul buku.)
Loc.cit.
merupakan singkatan
dalam bahasa Latin dari kata loco citato. Pengertiannya adalah pada tempat yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan untuk menyatakan bahwa sumber informasi sama,
halaman sama namun sudah terhalang sumber lain.
Contoh:
7.
Djalal. loc.cit.
8.
Keraf. loc.cit. hal. 21
Apabila
dari seorang penulis telah dicantumkan beberapa karyanya, maka sebelum singkatan loc.cit. cantumkanlah
dahulu nama penulis dan judul karya tulisnya. Jika halamannya berbeda maka
singkatan loc.cit dilengkapi dengan nomor halaman.
Contoh:
9.
Chaer. Kamus Idiom Bahasa Indonesia. loc.cit. hal.18
Op.cit. merupakan singkatan dalam bahasa
Latin: opere citato. Pengertianya adalah pada
karya yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan
jika kutipan dipetik dari sumber yang sama yang telah disebutkan lebih dahulu
dengan halaman yang berbeda. Dengan begitu, maka setelah
singkatan op.cit. selalu dicantumkan nomor halaman. Jika dari penulis yang
sama ada dua sumber atau lebih yang
sudah dicantumkan maka sebelum singkatan op.cit. cantumkanlah
nama dan judul tulisan.
Contoh:
10.
Keraf. Narasi don Deskripsi. Op.cit. hal. 27
Penggunaan
catatan kaki dengan singkatan-singkatan di atas selalu didahului catatan kaki
lengkap yang terdiri atas nama penulis, tahun, judul tulisan, kota, penerbit. Contoh catatan kaki di bawah
ini berada dalam satu deretan sistem penulisan catatan kaki. Artinya,
singkatan-singkatan ibid., loc.cit., dan op.cit. diterapkan
sebagaimana mestinya.
1.
Soeseno, Slamet. 1993. Teknik Penulisan Ilmiah Populer. Hal.
3.
2.
Ibid.
3.
Ibid. hal. 6.
4.
Richards, Jack C. and Richard W. Schmidt. 1983. Ed. Language and
Communication. hal. 36
5.
Parera.1982. Belojor Mengemukakan Pendapat. hal. 12
6.
Ibid.
7.
Ibid. hal. 27.
8.
Soeseno, Slamet. op.cit. hal. 54.
9.
Richards, Jack C. and Richard W. Schmidt. loc.cit. hal. 21
10.
Chaer, Abdul. 1990. Penggunaan Preposisi don Konjungsi Bahasa
Indonesia. hal. 45.
11.
Soeseno, Slamet. loc.cit.
12. Chaer,. 1990. Semantik
Bahasa Indonesia.
13.
Ibid.
14.
Ibid. hal.9
15. Brown, Douglas. 1994. Teaching
by Principles.
16.
Chaer. Semantik Bahasa Indonesicl.op.cit. hal.27
17.
Brown. loc.cit. hal. 36
18.
ibid.
2) Catatan Kaki Khusus
Disebut
cara khusus, karena cara penulisan catatan kaki ini berbeda dengan cara pertama
(menggunakan singkatan-singkatan). Catatan kaki cara khusus ini terdiri atas
tiga jenis, yakni cara penggunaan penulisan referensi lengkap (Nama, tahun,
judul, data penerbitan), cara penggunaan singkatan, dan hanya ibid., dan
penggunaan keterangan-keterangan yang kadang-kadang panjang lebar. Karena
banyaknya keterangan yang perlu dijadikan referensi, cara catatan kaki khusus
merupakan cara yang paling baik, seperti
yang digunakan Richard L. Johannesen dalam tulisannya Ethics in Human
Communication. (Malik, Dedy Djamaluddin dan Deddy Mulyana. (ed.
terjemahan). Etika Komunikasi.
Contoh:
1. John C. Merrill, The
Imperative of Freedom (New York: Hastings House, 1974), Bab 8-10, khususnya
him. 170-173.
2.
Yoseph Fletcher, Situation Ethics: The New Morality (Philadelphia:
Westminter Press,1967). Mengenai beberapa pro dan kontra terhadap pandangan
Fletcher, lihat Harvey Cox, (ed.), The Situation Ethics Debate (Philadelphia:
Westminter Press, 1968).
3. Misalnya, Fletcher, Situation
Ethics, him. 51, 79, 103.
4.
lbid, hlm.127-128
5.
lbid, him. 26, 30.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar