Wacana
Pengertian
Wacana adalah rangkaian tuturan
atau kalimat yang mengungkapkan suatu hal yang disajikan secara teratur,
sistematis, dan padu. Wacana merupakan satuan bahasa yang terluas dan
terlengkap.
Wacana mencakup kalimat dan
paragraf. Dengan kata lain, kalimat dan paragraf merupakan bagian dari wacana.
Namun demikian, ada pula wacana yang dibentuk oleh satu paragraf. Bahkan, ada
pula yang hanya terdiri atas satu kalimat.
Wacana tidak selalu dalam bentuk
tulisan, melainkan mencakup pula ragam lisan. Dalam bentuk tulisan, wacana
sering disebut karangan.
Bentuk-Bentuk Karangan
1.
Prosa, adalah
jenis karangan yang disusun dalam bentuk bebas dan terperinci.
Prosa terbagi dalam dua macam, yaitu:
a.
Fiksi, adalah
bentuk karangan yang disusun dalam bentuk alur yang menekankan aturan
sistematika penceritaan.
Contoh: novel dan cerpen
b.
Nonfiksi, adalah
bentuk karangan yang menekankan pada aturan sistematika ilmiah, aturan-aturan
kelogisan.
Contoh: laporan kegiatan dan resep
2.
Puisi, adalah
karangan yang mengutamakan irama, rima, dan kepadatan makna.
3.
Drama, adalah
karangan yang berupa dialog sebagai pembentuk alurnya.
Langkah-Langkah Mengarang
1.
Menentukan topik, tema,
dan judul karangan
a.
Topik adalah gagasan inti karangan yang
dijadikan landasan penyusunan karangan. Topik dinyatakan dalam kata atau
kelompok kata. Misalnya: kebersihan
lingkungan, teknik beternak kelinci, dan sebagainya.
Syarat-syarat penentuan topik:
1)
menarik;
2)
diketahui/dikuasai penulis;
3)
tidak kontroversial;
4)
mengandung unsur kebaruan (aktual);
5)
cukup sempit dan terbatas.
b.
Tema adalah pesan utama
yang disampaikan penulis melalui karangannya. Tema dirumuskan dalam bentuk
kalimat yang lengkap, disusun berdasarkan topik yang telah ditentukan.
Misalnya: kebersihan lingkungan membuat
hidup menjadi nyaman.
Ciri-ciri tema yang baik:
1)
dirumuskan dalam kalimat yang jelas,
2)
memiliki kesatuan gagasan; memiliki gagasan
sentral,
3)
terarah,
4)
mengandung unsur keaslian (kebaruan).
c.
Judul, adalah
nama untuk suatu karangan atau suatu pokok bahasan. Judul kadangkala
dikemukakan lebih dulu. Namun bisa pula dibuat setelah karangan selesai dibuat.
Fungsi judul:
1)
nama bagi suatu karangan,
2)
slogan promosi untuk menarik minat baca,
3)
gambaran isi karangan, dan
4)
wujud kreativitas pengarang.
Ciri-ciri judul yang baik:
1)
menarik,
2)
menimbulkan rasa penasaran pembaca,
3)
mudah ditangkap maksudnya, dan
4)
mudah diingat.
2.
Menyusun kerangka
karangan
Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis besar suatu
karangan. Manfaat kerangka karangan adalah:
a.
memudahkan penyusunan karangan sehingga menjadi lebih
teratur,
b.
memudahkan penempatan antara bagian karangan
yang penting dengan yang kurang penting,
c.
menghindari timbulnya pengulangan pembahasan,
d.
sebagai
pedoman untuk menentukan jenis data yang harus dikumpulkan dan membantu
pengumpulan sumber-sumber yang diperlukan, dan
e.
memberi
gambaran umum mengenai pokok yang akan dibahas atau dianalisis dalam karangan.
3.
Mengumpulkan data
Untuk memperkaya pemahaman dan pengetahuannya, seorang penulis harus
mengumpulkan data, informasi, atau pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan
tema karangan. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca bahan acuan tertentu,
mengadakan wawancara, atau pengamatan lapangan.
4.
Mengembangkan kerangka
karangan
Sebuah karangan dapat disusun berdasarkan pola-pola tertentu, sebagai
berikut.
a.
Urutan waktu (kronologis),
yaitu urutan yang didasarkan runtutan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Pola
ini umumnya digunakan dalam novel atau cerpen.
b.
Urutan ruang (spasial),
yaitu urutan penyajian suatu keadaan atau benda yang disusun berdasarkan urutan
keruangan. Misalnya, dari depan ke belakang, dari yang terdekat kepada yang
terjauh. Pola ini umumnya digunakan dalam tulisan-tulisan yang bersifat
deskriptif.
c.
Urutan klimaks atau antiklimaks.
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendapat bahwa posisi
tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi (penting) kedudukannya
atau yang paling menonjol. Bila bagian penting ditempatkan pada bagian akhir
maka urutan ini disebut urutan klimaks.
Sebaliknya, bila bagian yang dianggap
penting dikemukakan pada awal pembahasan disebut urutan antiklimaks.
d.
Urutan kausalitas,
mencakup dua pola yaitu urutan sebab-akibat dan
akibat-sebab. Pada pola pertama, masalah utama dianggap sebagai sebab.
Kemudian dilanjutkan dengan perincian-perincian yang merupakan
akibat-akibatnya. Adapun pada pola kedua, masalah yang utama dianggap akibat.
Kemudian dilanjutkan dengan perincian-perincian yang berusaha mencari
sebab-sebabnya.
e.
Urutan pemecahan masalah.
Pada pola ini, penyusunan kerangka karangan dimulai dengan penyajian masalah.
Kemudian, bergerak menuju simpulan umum atau pemecahan atas masalah itu.
f.
Urutan umum-khusus.
Pola ini terdiri atas dua corak, yaitu dari umum ke khusus dan dari khusus ke
umum. Pada uraian yang bergerak dari umum ke khusus, pertama-tama diperkenalkan
sesuatu yang umum kemudian diikuti oleh uraian-uraian khusus. Adapun
umum-khusus merupakan kebalikannya.
g.
Urutan familiaritas.
Urutan familiaritas dimulai dengan
mengemukakan sesuatu yang sudah dikenal, kemudian berangsur-angsur pindah
kepada hal-hal yang kurang dikenal atau belum dikenal.
Jenis-Jenis Karangan
Berdasarkan tujuannya, karangan
dibedakan menjadi karangan narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan
persuasi.
Jenis
|
Sifat
|
Isi
|
Narasi
|
nonilmiah/fiksi
|
Menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa
sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu.
Contoh: novel, cerpen, drama
|
Deskripsi
|
nonilmiah/fiksi
|
Menggambarkan sebuah objek sedemikian rupa seolah-olah
melihat sendiri objek yang digambarkan itu.
Contoh: cerita tentang kesibukan di pasar, keadaan banjir
|
Eksposisi
|
ilmiah/nonfiksi
|
Merupakan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya
agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya.
Dikemukakan data dan fakta-fakta untuk memperjelas pemaparan.
Contoh: resep, laporan kegiatan, notulen rapat
|
Argumentasi
|
ilmiah/nonfiksi
|
Bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga
pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.
Contoh: karya ilmiah, laporan penelitian
|
Persuasi
|
ilmiah/nonfiksi dengan pendekatan psikologis
|
Bertujuan untuk memengaruhi pembaca. Memerlukan fakta
sebagai penunjang.
Contoh: iklan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar