Rabu, 19 November 2014


Paragraf
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Syarat-syarat Pembentukan dan Pengembangan Paragraf
1.        Kesatuan
Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok. Dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
2.        Kepaduan (Koherensi)
Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/ mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.
Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut:
a.       Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya.
lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula
b.      Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya.
akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya
c.       Hubungan yang menyatakan perbandingan.
sama dengan itu, dalam hal yang demikian, meskipun begitu, lain halnya
d.      Hubungan yang menyatakan akibat/hasil.
oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka
e.       Hubungan yang menyatakan tujuan.
untuk itu, untuk maksud itu
f.       Hubungan yang menyatakan singkatan.
singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan
g.      Hubungan yang menyatakan tempat.
berdekatan dengan itu
3.        Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama.

Jenis Paragraf
1.        Paragraf Pembuka, mengantar pada pokok pembicaraan.
2.        Paragraf Pengembang, mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang.
3.        Paragraf Penutup, simpulan pembicaraan.

Rangka atau Struktur Paragraf
1.        Kalimat topik
2.        Kalimat penjelas


Jenis Paragraf
1.        Paragraf Deduksi
Deduksi berarti berfikir dari umum ke khusus. Paragraf ini penempatan kalimat topiknya di awal paragraf.
Contoh:
Janji-janji yang disampaikan oleh calon presiden pada waktu kampanye pilkada (pemilihan kepala daerah) amat menarik. Pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme di kalangan pejabat daerah merupakan prioritas utama yang akan segera dilaksanakan untuk menjamin terselenggaranya pemerintahan daerah yang bersih dan berwibawa. Kesejahteraan petani, nelayan, dan buruh serta karyawan baik negeri maupun swasta akan ditingkatkan. Anggaran pendidikan pun akan dinaikkan sampai dua kali lebih besar daripada anggaran sebelumnya. Gedung-gedung sekolah dan peralatannya akan diperbaharui dan ditambah. Selain itu, tidak akan ada lagi anak yang tidak mampu bersekolah karena SPP dan buku murid-murid SD/MI sampai SMA/MA yang berasal dari keluarga kurang mampu akan ditanggung oleh pemerintah daerah.
2.        Paragraf Induksi
Paragraf yang pengembangannya dimulai dari pemaparan bagian-bagian kecil atau hal-hal yang konkret hingga sampai kepada suatu simpulan yang bersifat umum disebut paragraf induksi. Induksi berarti cara berfiikir dari khusus ke yang umum. Pada paragraf seperti ini penempatan kalimat topiknya berada di akhir paragraf.
Contoh:
Budi tinggal bersama ibunya yang telah menjanda di sebuah rumah dekat masjid. Setelah ibunya meninggal, dia diajak ke rumah pamannya di sebuah perkampungan kumuh yang sangat jauh dari masjid. Anak-anak muda di kampung itu terkenal dengan kenakalannya dan mereka senang bergerombol di mulut-mulut gang sambil menenggak minuman keras dan mengganggu orang-orang yang lewat. Akhirnya Budi pun terpengaruh menjadi pemabuk dan suka berkelahi. Dia tidak segan-segan melukai seseorang ketika mabuk dan sering terlibat aksi tawuran antarkelompok remaja kampung itu. Kini Budi meringkuk dalam tahanan polisi, padahal dahulu ia seorang anak yang baik dan rajin shalat.
3.        Paragraf Campuran
Pada paragraf campuran, penempatan kalimat topiknya di tengah paragraf. Paragraf ini dimulai oleh kalimat pengembang setelah kalimat atau kata transisi kalau ada. Setelah itu, kalimat topik dikembangkan lagi dan diakhiri oleh kalimat penegas kalau diperlukan.
Contoh:
Dia pandai bergaul dan menyesuaikan diri sehingga setiap orang amat suka bersahabat dengannya. Dalam berpakaian, dia tidak pernah mencari perhatian orang lain dan selalu menyesuaikan dengan lingkungan tempat dia tinggal. Dia pandai berhias diri tetapi tidak pernah memakai make up yang berlebihan. Pantas, Dinda menjadi idaman setiap jejaka. Di samping itu, dia pun rajin mengaji dan tidak pernah meninggalkan salat lima waktu sesuai dengan anjuran gurunya. Prestasi setiap semesternya selalu meningkat dan sampai sekarang dia bertahan pada peringkat pertama di kelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar